Surakarta, 7 Mei 2025 — Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon diplomat muda yang kritis dan visioner melalui penyelenggaraan Unisri Diplomatic Course (UDC) 2025. Ini adalah agenda rutin HI UNISRI, yang tiap tahunnya mengusung tema kotemporer dan menarik.
Tahun ini, UDC hadir dalam format Simulasi Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tema yang sangat relevan dan strategis: “Polemics over the Transition of Electric Vehicles: Regulatory and Resource Dilemmas.” Bertempat di Ballroom Solo Paragon Hotel, kegiatan ini diikuti oleh 45 mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2023.
Para mahasiswa mengikuti agenda UDC dan memerankan misi penting, dengan agenda yang terbagi dalam kelompok-kelompok negara yang masing-masing terdiri dari tiga posisi penting, yaitu Presiden, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pertahanan. Simulasi ini dirancang untuk merepresentasikan kompleksitas diplomasi internasional dan proses pengambilan keputusan multilateral.
Acara dimulai pukul 07.30 WIB dengan sesi pembukaan oleh tim chair, yang dilanjutkan dengan registrasi peserta berdasarkan negara masing-masing. Setelah sesi pembukaan, tiap delegasi negara langsung memasuki dinamika sidang dengan menyampaikan mosi nasional mereka terkait transisi kendaraan listrik—isu yang menjadi perdebatan hangat di forum internasional karena berkaitan erat dengan kebijakan regulasi, ketersediaan sumber daya alam, serta kepentingan geopolitik.
Simulasi semakin menarik ketika peserta dihadapkan pada sesi breaking news—sebuah skenario kejadian dunia yang memaksa negara-negara untuk merumuskan posisi baru, membentuk aliansi strategis, dan melakukan negosiasi ulang. Momen ini menjadi ujian nyata bagi peserta dalam merespon krisis secara cepat dan diplomatis. Proses tersebut kemudian diakhiri dengan pembuatan draft resolution sebagai bentuk hasil akhir sidang.
Kegiatan ini dipandu dan dipantau langsung oleh empat chair yang berperan sebagai fasilitator jalannya sidang. Selain itu, beberapa dosen dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional juga turut hadir dan memberikan masukan, antara lain: Bapak Ganjar Widhoyoga yang merupakan Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Ibu Untari Narulitama Ketua Laboratorium HI, dan Bapak Agung Yudhistira mentor dalam siding simulasi ini.
Menurut Bapak Ganjar Widhoyoga, UDC adalah wadah pembelajaran yang mengintegrasikan teori hubungan internasional dengan praktik diplomasi yang nyata. “Kegiatan ini tidak hanya menuntut mahasiswa memahami isu global, tetapi juga melatih mereka untuk berargumentasi, membangun konsensus, serta berpikir kritis dalam suasana yang menyerupai forum internasional sesungguhnya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu peserta menyatakan bahwa pengalaman mengikuti UDC memberikan tantangan baru sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dalam berbicara di depan publik dan menyampaikan posisi diplomatik secara profesional.
Dengan mengusung pendekatan experiential learning, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UNISRI terus berinovasi dalam proses pembelajaran, guna menciptakan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh dalam praktik global. Melalui kegiatan seperti UDC ini, mahasiswa diharapkan dapat memiliki wawasan internasional yang luas, pemahaman lintas budaya, serta keterampilan negosiasi yang diperlukan dalam dunia kerja dan forum global.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya konkret Program Studi dalam membangun atmosfer akademik yang dinamis dan adaptif terhadap isu-isu kontemporer. Ke depan, UDC akan terus dikembangkan sebagai program unggulan yang memperkuat identitas Prodi HI UNISRI sebagai pencetak diplomat muda yang progresif dan kompeten.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.